Untuk membantu mengurai kebingungan itu, berikut ini kami berikan tips yang mudah-mudahan akan berguna dalam merancang masa depan dan memilih sekolah yang mendukung cita-cita. Sebelum sampai ke sana, sebaiknya kami jelaskan terlebih dahulu tentang penggolongan atau pengelompokan orang di masyarakat dan dunia kerja secara umum.
- Generalis
Mereka sebetulnya juga bisa berhasil dalam hidup dan sukses jika melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi dan meniti karir di dunia keilmuan (guru, dosen, peneliti dan pekerjaan pengetahuan lainnya). Atau jika mereka mau belajar ketrampilan baik melalui kursus atau melalui orang lain dan lingkungannya. Kita tentu tidak ingin anak-anak kita menjadi yang seperti ini.
- Spesialis
- Versatilist
Nah, sayangnya saat ini dan juga ke depan justru golongan versatilist (ahli dalam banyak bidang) inilah yang akan terpakai dan berguna di dunia kerja dan profesi. Spesialis yang tidak mau menambah ketrampilan akan segera digantikan oleh para versatilist ini. Apalagi orang atau kaum generalis tentu sudah tidak ada tempat lagi bagi mereka di masa depan.
Satu-satunya jalan untuk menjadi seorang ahli dalam beberapa bidang (versatilist) adalah dengan memulai dari menjadi trampil dan ahli dalam satu bidang (spesialis) terlebih dahulu dan selanjutnya menambah ketrampilan dan keahlian yang baru.
Oleh sebab itu, apapun cita-citamu jika ingin menjadi manusia yang berguna di masa depan maka kuasailah ketrampilan dan jadilan ahli minimal dalam satu bidang terlebih dahulu. Maka dari itu, untuk memilih sekolah lanjutan pastikan memilih sekolah yang sesuai dengan cita-citamu akan tetapi tetap fleksibel jika ada perubahan cita-cita. Hal ini wajar saja karena biasanya cita-cita juga senantiasa berkembang seiring bertambahnya umur dan pengetahuan anak. Satu hal yang harus diperhatikan, pastikan sekolah tersebut memberikan bekal ketrampilan untuk mendukung untuk masuk ke dunia kerja selain ilmu pengetahuan dan juga bekal pendidikan lainnya.
Dan yang jauh lebih penting adalah pendidikan yang berkarakter, bermuatan nilai-nilai moral keagamaan dan etika. Ingat, dunia masa depan adalah milik orang-orang baik (bermoral dan beretika) serta pintar. Pintar saja tidak cukup lagi untuk menjadi calon generasi penerus bangsa di masa datang. Semoga bermanfaat !

Tidak ada komentar:
Posting Komentar